Sebagian wanita barangkali ada yang masih mempunyai utang puasa (qodho’). Karena berhubung besok adalah hari Asyura (10 Muharram), ada yang berniat untuk berpuasa Asyura sekaligus berniat puasa qodho’. Apakah hal ini dibolehkan?
Ada penjelasan yang kami peroleh dari web saaid.net dari Dr. Mihron Mahir ‘Utsman di mana beliau menjelaskan:
يصح أن يصوم المسلم في عاشوراء ويريد بذلك القضاء، ولكنه لن يكون عاشوراء وإنما هو القضاء. وكل عملين مقصودَين لا يمكن تشريك النية فيهما، بل لابد من الإتيان بهما. ولا بأس من أن يصوم عاشوراء ثم يصوم القضاء بعده، ولو تيسر صوم القضاء أولاً فهذا أولى.
Sah-sah saja jika seseorang berniat ‘puasa di hari ‘Asyura (10 Muharram) dan yang dia niatkan adalah qodho’ puasa. Akan tetapi tidak bisa dijadikan puasa ‘Asyura itu sendiri sebagai qodho’ puasa. Perlu dipahami bahwa dua amalan tersebut punya maksud tersendiri, tidak mungkin niat di antara keduanya dijadikan satu. Yang tepat adalah melakukan puasa Asyura sendiri dan qodho’ puasa tersendiri. Dan tidak mengapa jika seseorang melakukan puasa Asyura (puasa sunnah), kemudian di waktu lain baru ia mengqodho’ puasanya. Namun jika ia mendahulukan puasa qodho’ terlebih dahulu, itu lebih utama.
[Link pembahasan: http://www.saaid.net/Doat/mehran/107.htm]
Dari penjelasan beliau di atas, yang tepat adalah jika ingin mengqodho’ puasa pada hari Asyura, tetap berniat puasa qodho’. Moga Allah beri ganjaran pula puasa ‘Asyura karena ia melakukan qodho’ puasa tersebut di hari yang mulia. Namun jika yang dilakukan adalah niatan puasa ‘Asyura, maka puasa qodho’ tidaklah bisa tercakup di dalamnya. Pahami baik-baik hal ini. Wallahu a’lam.
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
@ Ummul Hamam, Riyadh KSA
Yauma tasu’a, 9 Muharram 1433 H
Artikel asli: https://rumaysho.com/2104-berniat-puasa-asyura-sekaligus-qodho-puasa.html